Tampilkan postingan dengan label fungsi busana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fungsi busana. Tampilkan semua postingan

Fungsi Pakaian Menurut Syariat Islam yang Jarang Dikupas

Fungsi Busana - Busana dapat memberi dampak spikologis bagi pemakainya. Cobalah ke pesta dengan menganakan pakaian sehari-hari, pasti anda akan erasa rikuh. Sebaliknya Anda akan lebih percaya diri jika memakai pakaian istimewa. Karena itu sementara negara mengganti pakaian militernya dengan warna dan bentuk lain, setelah kekalahan mereka, agar sisa-sisa pengaruh negatif dari kekalahan dapat terkikis.

Fungsi pakaian menurut yariat Islam, yakni dapat memberi dampak spikologis bagi yang melihatnya. Para hakim di beberapa negara memakai wig antara lain guna memberi kesan wibawa di hadapan yang hadir dipersidangan. Di Indonesia misalnya ada yang senagja memakai serban agar memberi kesan kesalehan atau ketekunan beragama. Ada juga kalung dilehernya untuk mengesankan paling tidak dihadapan sebayanga bahwa ia adalah anak muda yang gaul dan funky.

Apa aja fungsi apa fungsi dan tujuan pakaian menurut islam?

fungsi pakaian menurut islam
Fungsi pakaian antara lain sebagai busana pokok, juga sebagai pembeda atau pengenal. Sekolah-sekolah kini memilikis seragam identitas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitulah fungsi utama pakaian menurut syariat Islam antara lain sebagai pembeda dan pengenal.

Fungsi Pakaian Menurut Syariat Islam yang Jarang Dikupas


Agama memperkenalkan pula pakaian-pakain khusus baik untuk pakaian rumah, atau untuk kegiatan beribadah. Dalam ajaran Islam, ketika melaksanakan ibadah haji atau umrah ada pakain-pakain khusus buat pria yakni yang tidak berjahit. Dan wanita tidak diperkenankan menutup wajahnya

Fungsi Pakaian Menurut Islam


Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntunan agama dan moral. Dari sini lahir apa yang dinamai pakaian tradisonal, daerah dan nasional, juga pakain resmi untuk perayaan tertentu dan pakaian tertuntu untuk profesi tertentu, serta pakaian untuk beribadah. Namun perlu dicatat bahwa sebagain dari tuntunan agama pun lahir dari budaya masyarakat. Karena agama sangat mempertimbangan kondisi masyarakat sehingga menjadikan adat istiadat yang tiak bertentangan dengan nilai-nilainya sebagai salah satu pertumbangan hukum. - fungsi pakaian bagi wanita dalam islam

Baca juga:
Hukum Wanita Bekerja Mencari Nafkah
Wanita yang Dipuji dan Dilaknat

Maka tidak mustahil, bahwa bentuk pakaian yang ditetapkan atau dianjurkan oleh suatu agama, justru lahir dari budaya yang berkembang ketika itu. Namun yang jelas moral, cita rasa keindahan, dan sejarah bangsa, ikut serta menciptakan ikatan-ikatan khusus bagi anggota masyarakat yang antara lain melahirkan bentuk pakaian dan warna warni favorit. Tetapi ada masyarakat yang mengedepankan pada unsur keindahannya dan menomoruakan, kalau enggan berkata mengabaikan, sisi moralitasnya dan ada pula yang sebaliknya.

Demikian penjelasan tentang Fungsi Pakaian Menurut Syariat Islam yang Jarang Dikupas. Semoga bermanfaat
Tips Berpakaian Islami, Muslimah Wajib Baca

Tips Berpakaian Islami, Muslimah Wajib Baca

Tips Berpakaian Islami - Muhammad al-Fakkar menulis, bahwa salah satu perbedaan sistem Islam dengan sistem Kapitalis adalah bahwa sistem Kapitalis memandang persoalan sosial dan rumah tangga dianggap sebagai masalah ekonomi, sedangkan sistem Islam masalah-masalah di atas dibahas tersendiri dalam hukum-hukum seputar interaksi pria-wanita (nizhâm al-ijtima'iyyah). Misalnya dalam sistem kapitalisme tidak ada istilah zina jika laki-laki dan perempuan melakukan hubungan suami-isteri tanpa ikatan pernikahan asal dilakukan suka-sama suka atau saling menguntungkan sebaliknya disebut pelecehan seksual dan pelakunya dapat diajukan ke pengadilan jika seorang suami memaksa dilayani oleh seorang isteri sementara isterinya menolak.

Karena itu dalam persoalan pakaian antara penganut sistem kapitalis dan sistem Islam jelas perbeda. Dalam sistem kapitalis pakaian dianggap sebagai salah satu ungkapan kepribadian, sebagai unsur penarik lawan jenis dan karena itu memiliki nilai ekonomis. Bentuk tubuh seseorang -apalagi wanita-sangat berpengaruh terhadap makna kebahagiaan dan masa depan.

Adapun Islam menganggap bahwa pakaian digunakan memiliki karakteristik yang sangat jauh dari tujuan ekonomis apalagi yang mengarah pada pelecehan penciptaan makhluk Allah. Karena itu di dalam Islam:

Mari Berjilbab


1. Pakaian dikenakan oleh seorang muslim maupun muslimah sebagai ungkapan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, karena itu berpakaian bagi seorang muslim memiliki nilai ibadah. Karena itu dalam berpakaian iapun mengikuti aturan yang ditetapkan Allah.

2. Kepribadian seseorang ditentukan semata-mata oleh aqliyahnya (bagaimana dia menjadikan ide-ide tertentu untuk pandangan hidupnya) dan nafsiyahnya (dengan tolok ukur apa dan seberapa banyak dia berbuat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melampiaskan nalurinya).

3. Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, yang membedakan adalah takwanya.

Melalui cara berpakaian yang Islami, sesungguhnya Allah juga berkehendak memuliakan manusia sebagai makhluk yang memang telah Allah ciptakan sebagai makhluk yang mulia. Sebaliknya dengan tidak mengikuti cara berpakaian sesuai yang dikehendaki Allah, menyebabkan kedudukan manusia jatuh.

Walhasil seorang muslim dan muslimah wajib mengetahui aturan berpakaian agar dalam berpakaian dan berpenampilan ia akan mendapatkan ridha Allah, bukan sebaliknya mendapatkan murka Allah.

Cara berpakaian Islami bagi kaum muslimah adalah dengan mengenakan jilbab. Tak sedikit orang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah kerudung. Padahal tidak demikian. Jilbab bukan kerudung. Kerudung dalam al-Qur'an surah An-Nuur [24]: 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya: khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah al-Ahzab [33]: 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.

Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap, model potongan atau bercelana panjang jeans oke-oke saja, yang penting 'kan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash al-Qur'an dan as-Sunnah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lainnya misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan. Dengan demikian, walaupun menutup aurat tapi kalau mencetak tubuh alias ketat - atau menggunakan bahan tekstil yang transparan- tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.

Karena itu, kesalahpahaman semacam itu perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah masyarakat sekuler sekarang. Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Misalnya saja memakai jilbab (dalam arti yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai mode busana wanita yang diiklankan trendi dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan ortodoks, kaku, dan kurang trendi (dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.

Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.

Berkaitan dengan itu, Nabi Saw pernah bersabda bahwa akan tiba suatu masa di mana Islam akan menjadi sesuatu yang asing -termasuk busana jilbab- sebagaimana awal kedatangan Islam. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak boleh larut. Harus tetap bersabar, dan memegang Islam dengan teguh, walaupun berat seperti memegang bara api. Dan insyaAllah, dalam kondisi yang rusak dan bejat seperti ini, mereka yang tetap taat akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Bahkan dengan pahala lima puluh kali lipat daripada pahala para shahabat. Sabda Nabi Saw:

"Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu." [HR. Muslim no. 145].

"Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, "Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka?" Rasululah Saw menjawab, "Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat)." [HR. Abu Dawud, dengan sanad hasan].

Baca juga: 

Busana Sebagai Penutup Aurat dan Hiasan

Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status sosial si pemakai. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Untuk itu dalam berbusana banyak hal yang perlu diperhatikan dan pertimbangkan sehingga diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik.

Yang sering terjadi masalah adalah memadukan fungsi pakain sebagai hiasan dengan fungsinya sebagai penutup aurat. Di sini tidak sedikit orang yang tergelincir sehingga mengabaikan ketertutupan aurat dari sesuatu yang dinilainya keindahan dan hiasanan.

Busana Sebagai Penutup Aurat

Busana Sebagai Penutup Aurat dan Hiasan

Quraisyihab memberikan pendapat bahwa, Agama Islam mengehndaki pemeluknya untuk berpakain sesuai dengan fungsi-fungsinya sebagaimana sudah diterangkan di atas, atau paling tidak fungsinya yang terpenting yaitu menutup arat (primer). Sedangkan fungsi sekuder adalah sebagai hiasan atau keindahan. Ini karena penampakan aurat dapat menimbulkan dampak negatif bagi yang melihatnya dan bagi yang menampakannya. Penekanan pada fungsi ini menjadikan sebagin umat Islam menomorduakan atau bahkan mengabaikan unsur keindahan dan pembeda tersebut padahal menjadi sangat ideal dan indah apabila kesemua fungsi yang disebut tadi dapat diperankan.

Memang kita sebenarnya dianjurkan untuk menampakkan karunia dan nikmat Allah, tetapi batasan-batasan yang diberikan Allah juga jangan lewati. Bagi orang yang dikarunia kekayaan oleh Allah dianjurkan untuk menampakkan bekas nikmat Allah tersebut dengan cara memakai pakaain bagus yang tidak berlebih-lebihan dengan tidak ada kesombongan. Tidak sepatutnya ia mempersulit dirinya sendiri dan kikir dengan harta bendanya melainkanjustru memakai pakain yang baru, bagus dan bersih. Tunjuannya tidka lain hanyalah untuk menampakkan efek karunia Allah yang diberikan kepadanya.

Abu ahwash meriwyatkan dari ayahnya, di barkata, “Aku pernah datang kepada Nabi dengan pakain yang jelek. Kemudian beliau bertanya: Apakah engkau punya harta?” “Ya,” Jawabnya. “Harta seperti apa?” tanya beliau. “Seperti unta, kambing, kuda dan budak belian.” Beliau lantas bersabda. “Apabila Allah memberim harta maka hendaklah terlihat efek nikmat Allah dan kemurahanNya yang Dia berikan kepadamu (HR Abu Daud)

Dalam hal ini manusia terbagi menjadi dua kelompok ekstrem dan satu kelompok tengah-tengah. Ada orang yang terlalu pelit kepada dirinya sendiri, baik karen alasan ideologis maupun karena tabiatnya yang kikir., dan sebaliknya ada orang yag keterlaluan dalam membelanjakan harta yang banyak untuk membeli pakaian yang akan hancur dan lapuk. Namun ada juga yang tengah-tengah,. Mereka menampakkan karunia Allah yang mereka terima dalam bentuk pakaain dan tempat inggal yangt idak berlebih-lebihan dan tidak ada kesombongan di hati mereka.

Sampai disini Anda sudah dapat membayangkan busana muslimah seperti apa yang harus anda kenakan. Tidak lain adalah busana yang sederhana. Boleh Anda cantik, tampil dengan busana yang bagus bahkan mahal sekalipun, tetapi tetap menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjaga hati untuk tidak sombong dan angkuh.

Sebagian orang merasa berat untuk mengenakan pakaian muslimah sesuai ajaran Islam. Tetapi percayalah, Allah akan memberikan kemudahan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk istiqamah di jalannya.

Mungkin Anda mengira bahwa, busana muslim yang baik itu seperti ibu-ibu, tidak modis, tidak seksi, dan sebagainya. Tapi saya kira tidak benar. Anda sebenarnya tidak perlu khawatir, karena saat ini banyak tersedia busana Muslimah yang baik, dalam artinya menutup aurat, tapi tetap terlihat modis dan anggun.

Update, Penjelasan Lengkap Adab Berbusana Muslimah

Adab Berbusana Muslimah. Memang harus diakui bahwa kebanyakan ulama masa lampau bahkan hingga kini cenderung berpendapat bahwa aurat wanita mencangkup seluruh tubuh mereka kecuali wajah dan telapak tangannya, akan tetapi harus pula diakui bahwa ada pendapat lain yang lebih longgar. Tetapi perlu diingatkan bahwa kendati ditemukan aneka perbedaan tentang batas-batas aurat wanita namun terdapat juga ketentuan yang disepakati oleh para ulama dan cendekiawan muslim baik masa lalu maupun masa kini berkaitan dengan aurat dan pakaian wanita.

Berikut adalah di antara adab berbusana dalam islam, khususnya bagi muslimah :

Update, Penjelasan Lengkap Adab Berbusana Muslimah


Jangan bertabarruj!

Pentingnya mengenakan busana muslimah, tidak hanya diperintahkan kepada wanita-wanita muda, tetapi juga kepada mereka yang usianya sudah tua Allah tak lupa mengingatkan bahwa hendaknya mereka jangan sampai menampakkan periasan dalam pengertiannya yang umum, yaitu biasanya tidak dinampakkan oleh wanita baik-baik, atau memakai sesuatu yang tidak wajar di pakai. Seperti make up secara berlebihan, berbicara seara tidak sopan atau berjalan dengan berlenggak lenggok dan seagla macam sikap yang mengundang [perhatian pria. Menampakkan sesuatu yang biasanya tiak dinampakkan kecauali kepada suami dapat menundang decak kagum pria lain yang pada gilirannya dapat menimbulkan rangsangan atau mengakibatkan gangguan dari yang usil. Jangan anda mengira bahwa apa menampakkan bagian tubuh yang agak sensjitif tidak membahayakan. Memang bungkin tidak membahayakan bagi anda, tetapi itu akan berakibat buruk kepada orang lain.

Jangan mengundang perhatian pria!


Kalaulah kita menemukan perbedaam pendapat makna ayat 31 surat annur yang (Janganlah mereka menampakkan hiasan mereka kecuali apa yang nampak darinya) maka lanjutan pesan ayat itu yang menyatakan “dan janganlah mereka menghentakkan kai mereka agar diketahui pergiasan yang mereka sembunyikan.”

Pesan ayat ini tidak diperselisihkan lagi. Penggalan ayat ini berpesan abahwa segala bentuk apakain, gerak-gerik, ucapan serta aroma yang berjtujuan atau dapa mengundang fitnah (rangsangan berah_ serta perhatian berlebihan adalah terlarang. Sekali lagi terlarang! Dalam konteks ini juga, Nabu bersabda:

Siapa yang memakai pakaian yang bertujuan mengundang popularitas, maka Allah akan mengenakan untuknya pakaian kehinaan pada hari kemudian, lalu dikoarkan pada pakaiannya itu api. (HRAbu dawud)

Quraisyihab menafsirkan hadis tersebut yakni bila tujuan memakainya mengandung perhatian dan bertujuan memperoleh popularitas. Adapun jika yang bersangkutan memakainya bukan dengan tujjuan itu lalu kemudain melahirkan popularitas akibat pakainnya, maka semoga niatny aunntuk tidak melanggar dapat mentoleransi ppularitas yang lahir itu.

adab berbusana muslimahPemakai jilbab dengan cara dan model hilbab yang diapkai dapat di cakup oleh ancaman di atas, jika niat dan tujuan memilih mode atau cara memakainya mengundah perhatian dan popularitas. Di sisi lain, perlu di catat bahwa peringatan di atas bukan beratrti seseorang dialrang memamai pakaian yang bersih dan indah. Seorang sabahat Nabi. Bertanya bahwa, “Bila ada seseorang yang senang pakainnya indah, alas kakinya indah, apakah itu termasuk kesombongan?” Nabi menjawab, “Sesungguhnya Allah Maha Indah (dan) menyayangi keindahan. Keangkuhan adalah menolah yang hak dan melecehkan manusia.” (HR. Muslim)

Jangan Memakai pakaian transparan


Memakai pakaian transparan sehingga menampakan kulit anda, tidak juga pakain yang sangat ketat shingga menampakka lekuk-lekuk tubuh anda adalah dilarang., oakain yang tranparan dan ketat pasti akan emngundang bukan saja perhatian, tetapi bahkan rangsangan. Rasulullah bersabda:

“Dua kelompok dari penghuni nerak ayang merupakan umatku, belum saya lihat keduanya. Wanita-wanita yang ebrusana (tetai) telanjang serjata berlenggak-lenggok dan melenggak lenggokkan (orang lain) di ataskepala mereka (sesuatu) seperti punuk-punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak juga menghirup aromanya, dan (yag kedua ) adalah lelaki-lekai yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Dengannya mereka menyiksa hamba-hamba Allah. (HR Muslim melalui Abu Hurairah)

Berbusana tapi telanjang, sungguh ironis. Ini dapat dihapami sebagai memakai pakaian tembus pandang, atau memakai pakaian yang demikian ketat sehingga nampak dengan jelas lekuk-lekuk badannya. Sedang berlenggak0lenggok dan melenggak-lenggokan dala arti gerakgeriknya berlenggak-lenggok antara lain dengan meari ata dalam arti jiwanya miring tidak lurus atau dan memiringkan pula hati atau melenggak-lenggokan pula badan orang lain. Adapun yang dimaksud dengan punuk-punuk unta adalah sangguh-sanggul mereka yang menonjol sedemikian rupa sehingga mirip dengan punuk unta.

Fenomena busana mini tentu tidak asing lagi bagi Anda. Ada banyak sekali kita temui wanita mengenakan busana muslimah tetapi terlalu ketat sehingga serasa percupa usahanya untuk menutup aurat. Pakaian semacam itu, pada hakikatnya tidak sejalan dengan norma-norma agama yang menunjung tinggi etika dan mencegah terjadinya hal negatif, dalam hal ini yang timbul dari kebiasan berpakain.

Jangan memakai pakaian yang menyerupai pakaian lelaki


Sebelum mengetahui maksud larangan ini, ada baiknya anda membaca dua buah hadis Rasulullah berikut:

“Allah mengutuk wanita-wanita yang meniru (sikap) lelaki dan lelaki-lelaki yang meniru (sikap) wanita.” (HR, Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)

“Allah mengutuk lelaki yang memakai pakain perempuan dan mengutuk perempuan yang memakai pakaian lelaki” (HR al Hakim)

Perlu dicatat bahwa peranan adat kebiasaan dan niat di sini sangat mmenentukan. Ini, karena boleh jadi ada model pakan dalam satu masyarakat dinilai sebagai pakain pria sedangd alam masyarakat lain ia meyerupai pakaain wanita.

Bisa jadi juga satu model pakaain yang adinya dinilai seabgai menyerupai pakain lelaki, lalu karen aperkembangan masa, ia menjadi pakain perempuan, atau sebaliknya.

Karena itu, larangan dalam masalah ini, tergantung dengan tujuan pemakainya. Jika ada seoarnag perempuan, misalnya, mengenakan celana panjang, atau baju lelaki, tetapi tujuannya bukanlah untuk meniru sikap lelaki, maka tidak jadi masalah. Memang para ulama bersikap sangat ketat dalam perkara ini. mereka, demikian Quraisyihab dalam kesimpulan bukunya, mungkin lupa bahwa Rasul saw pun pernah memakai pakain-pakain yang bersumber dari negeri-negeri non muslim dan yang diahdiahkan keapda beliau. Tentu saja beliau memakainya bkan kaerna ingin menyerupai mereka atau hkagum kepada nilai-nilai budaya merkea yang btertentangan dengan islam. Beliau memakainya,k karena itu beliau anggap baik untuk diapakai dan sesuati dengan fungsi-fugsi pakain yang dikehendaki oleh nilai-nilai Islam.

Demikian mengenai adab berbusana muslimah. Baca juga Kenapa Wanita Wajib Menutup Aurat, dan alasan Mereka yang tidak Mau Berjilbab. semoga bermanfaat.

Terimakasih Muslimah cantik sudah membacanya.

Inilah Alasan Kuat Kenapa Wanita Wajib Menutup Aurat

Aurat wanita dalam Islam terjadi khilafiah atau perbedaan pendapat. Baik dengan kaum liberal, ataupun di antara ulama klasik.  Kaum liberal berpendapat bahwa memang perempuan dan laki-laki dalam Islam sama-sama harus berbusana yang sopan dan sederhana, tidak pamer dan tidak mengundang birahi. Namun, menurut mereka, kaum perempuan tidak wajib memakai jilbab karena jilbab lebih bernuansa ketentuan budaya ketimbang ajaran agama. Sebab, jika jilbab memang ditetapkan untuk perlindungan, atau lebih jauh lagi, untuk meningkatkan prestise kaum perempuan beriman, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bernuansa budaya daripada bersifat religi.

Memang, jilbab dan busana muslimah sebenarnya masuk pada arena kontestasi —sebuah permainan makna dan tafsir. Relasi-kuasa bermain dan saling tarik antara kalangan agamawan normatif dan feminis liberal; antara atas nama kepentingan norma (tabu, aurat, kesucian, dan privasi) dan atas nama kebebasan perempuan (ruang gerak, persamaan dll).

kenapa wanita wajib menutup aurat


Pro Kontra antara golongan Liberal dan Ulama Salaf  memang patut kita maklumi, tersebab perbedaan interpretasi atas ayat-ayat dan hadis seputar aurat wanita. Namun demikian, perlu ditegaskan disini, bahwa penentuan aurat wanita sama sekali bukanlah untuk menurunkan derajat kaum wanita, bahkan justru sebaliknya.

Menurut Quraishihab dalam sebuah bukunya, upaya yang dilakukan oleh sebagian pihak, yang memamerkan wanita, dalam berbagai gaya dan bentuk, pada hakikatnya merupakan penghinaan yang terbesar terhadap kaum wanita, sebab ketika itu mereka menjadikan wanita sebagai sarana pembangkit dan pemuasan nafsu pria yang tidak sehat.

Penerapan batas-batas uarat bukan juga dimaksudkan untuk mengalangi perempuan ikut berpartisipasi dalam aneka kegiatan kemasyarakatan, karena apa yang diperintahkan oleh Islam untuk ditutupi sama sekali tidakmengalangi aktifitas mereka, itu sebabnya sekian banyak ulama masa lamoau yang menjadikan perimbangan musyaqqah (kesulitan) yang dihadapi, sebagai alasan untuk membenarkan terbukanya bagian-bagain tertentu dari badan wanita.

“Tingkatan martabat para muhrim berbeda-beda satu sama lain ditinjau dari segi hubungan pribadi secara manusiawi tidak diragukan lagi, keterbukaan seorang wanita dihadapan bapak dan saudara laki-akinya lebih terjamin atau lebih terpelihara daripada keterbukannya dihadapan anak suami (anak tiri) karena itu batas aurat yang boleh terbuka dihadapan masing-masing muhrim berbeda-beda.” Kata AlQurtubi.

Para pengikut Imam Hanafi, dalam masalah aurat wanita di hadapan lelaki bukan muhrimnya, berpendapat wanita boleh membuka muka dan kedua telapak tangan, namun laki-laki tetap haram melihat padanya dengan syahwat. Sementara pendapat madzhab Maliki ada tiga. Pertama mengatakan, bahwa menutup muka dan kedua tangan itu wajib dan inilah pendapat yang masyhur. Kedua, mengatkan tidak wajib, tetapi laki-laki wajib menundukkan pandangannya. Ketiga pendapat yang membedakan perempuan cantik dan yang tidak cantik. Perempuan yang dianggap cantik dalam sebuah masyarakat wajib menutup muka atau dengan cadar dan menutup telapak tangan dan hal ini sunnah bagi yang tidak cantik.

Sementara itu golongan terbesar, yakni Syafi’iah berpendapat bahwa tidak wajib menutup muka dan kedua telapak tangan. Sama dengan pendapat Fuqaha jumhur yakni muka dan kedua telapak tangan bukanlah aurat wanita. Maka tidak wajib menutupnya. Tetapi wajib ditutup bila dirasa tidak aman.

Baca juga Cara Mudah Memakai Jilbab Model Pashmina

Demikian artikel tentang Kenapa Wanita Wajib Menutup Aurat? semoga berguna bagi muslimah cantik sekalian.